Tanggal 20 Januari 2016, Anjung
Fashion Malaysia melawat ke Indonesia mengunjungi LPK Intan Jalan Raya No.70
Sruweng Kebumen. Kunjungan tersebut dilandasi pengamatan atas
kegiatan/aktifitas pelatihan menjahit yang telah dilaksanakan dan diunggah
melalui saluran Youtube Intansruweng serta diunggah via blog-blog LPK Intan
Sruweng. Kunjungannya disambut ramah oleh Pimpinan LPK Intan yang didampingi
Kasi Lattas Disnakertransos Kebumen, serta Penyusun Program Pelatihan Menjahit
LPK Intan.
Pertemuan
antara Anjung Fashion Malaysia dengan LPK Intan Sruweng Indonesia bertujuan
untuk saling tukar pengalaman seputar strategi, metoda dan system pelatihan yang
lebih efektif dan inovatif, sekaligus bersilaturahmi sebagai wujud kesiapan Lembaga
Pelatihan dalam menyambut MEA-2016.
Saling
tukar wawasan sesama Lembaga Pelatihan antar Negara diharapkan dapat saling menyerap
segi-segi positifnya, sehingga dapat memajukan lembaga pelatihan yang
dikelolanya dimasa mendatang.
Pada
pertemuan yang kekeluargaan (tidak formal), Ibu Parniyah mengucapkan selamat
datang, mengungkapkan rasa sangat bahagia kedatangan team dari Anjung Fashion
Malaysia, serta menyampaikan ucapan terimakasih atas kunjungannya ke Indonesia yang
khusus hanya menuju ke LPK Intan Sruweng untuk saling tukar dan berbagi
pengalaman dalam mengelola lembaga pelatihan.
Sebagai
penghormatan kepada team Anjung Fashion Malaysia, kesempatan pertama diberikan
kepada tamu-tamu dari Malaysia untuk menyajikan apa saja yang ingin disampaikan
kepada LPK Intan Sruweng.
Selanjutnya,
dengan khidmat Tuan Mohamad Akir Jokey dari Malaysia menjelaskan tuntas seputar
Kod Amalan Pentauliahan Program Kemahiran (KAPPK) serta menjelaskan Panduan
Pelaksanaan & Syarat Pentauliahan dari Kementerian Sumber Manusia Malaysia.
Sebelum mengakhiri penjelasannya, beliau menyerahkan beberapa buku yang isinya baru
saja diuraikan tadi. Buku-buku tersebut
diterima oleh Pimpinan LPK Intan untuk dipelajari, dan nantinya segi-segi
positifnya akan dijadikan bahan pelengkap yang dapat lebih menyempurnakan
system pelatihan menjahit di LPK Intan masa mendatang.
Kesempatan
berikutnya, Puan Rosidah Musa dari Malaysia menjelaskan seputar Sistem Latihan
Dual Nasional (SLDN) di Malaysia, Syarat Pentauliahan dan Panduan Pelaksanaan
Sistem Persijilan Kemahiran Malaysia melalui Sistem Latihan Dual Nasional
(SLDN) serta Panduan Pakar Sistem Dual (DSE) dari Kementerian Sumber Manusia
Malaysia. Setelah selesai menjelaskan hal tersebut, buku-buku yang berisi SLDN
dan DSE tersebut diserahkan kepada LPK Intan, sebagai tambahan pelengkap wawasan
yang mungkin bermanfaat dalam pengelolaan Lembaga Pelatihan pada masa mendatang.
Ibu
Parniyah menerima buku-buku dari Tuan Mohamad Akir Jokey dan Puan Rosidah Musa,
mengucapkan terimakasih atas pemberian buku-buku tersebut, semoga dapat diambil
hikmah manfaatnya, yang dirasa perlu dan selaras dengan kondisi Indonesia akan
diterapkan, yang kurang serasi dapat digunakan untuk menambah wawasan baru,
minimal jadi tahu system pelatihan di Negara lain.
Memenuhi
harapan Anjung Fashion Malaysia, maka LPK Intan juga akan menjelaskan system
pelatihan yang digunakan, dan akan dikupas langsung oleh Bapak Iman Sayekti
selaku Penyusun Program Pelatihan di LPK Intan. Sekedar saling tukar kenangan, kepada team
dari Malaysia juga akan diberikan buku-buku dan video tutorial menjahit yang selama
ini digunakan di LPK Intan Sruweng.
Namun
sebelumnya diberikan kehormatan kepada Bapak Drs. Agus Djatmiko, Kasi Lattas
Disnakertransos Kabupaten Kebumen selaku Pembina LPK Intan, untuk memberikan
pesan dalam pertemuan ini.
Selaku
Pembina Lembaga Pelatihan, Bapak Drs. Agus Djatmiko dari Disnakertransos
Kabupaten Kebumen menyampaikan pesan-pesan antara lain:
1. Mendukung adanya pertemuan Lembaga
Pelatihan antar Negara, karena sekarang sudah MEA-2016, sehingga perlu saling menukar
wawasan dengan rekan-rekan Lembaga Pelatihan dari Negara lain.
2. Masing-masing perlu saling menjaga
kaidah peraturan lembaga pelatihan di Negara masing-masing, agar tidak
bertentangan dengan peraturan yang ada, tetapi justru melengkapi dan menyempurnakan
kekurangan-kekurangan di Negara masing-masing.
3. Mengharapkan, semoga pertemuan ini
dapat membuahkan hasil yang bermanfaat bagi semua pihak, sehingga dapat lebih
meningkatkan kualitas pelatihan yang dikelolanya.
Guna
menyegarkan suasana, Ibu Parniyah mengajak para tamu dari Malaysia untuk
melihat langsung kegiatan pelatihan menjahit yang sedang dilaksanakan,
sekaligus boleh berbincang-bincang dengan para peserta latihan. Ketika
dijelaskan mereka adalah peserta latihan menjahit REGULER, tamu dari Malaysia balik
bertanya, apa maksud peserta regular itu. Ibu Parniyah menjelaskan, peserta
regular adalah warga masyarakat yang ikut latihan dengan swadana, mau membayar
biaya pelatihan dengan dana sendiri.
Setelah
berbincang-bincang dengan beberapa peserta latihan, team dari Anjung Fashion
Malaysia ACUNG JEMPOL dan mengakui keunggulan pelatihan menjahit yang
dilaksanakan LPK Intan Sruweng Indonesia…
Giliran
terakhir diberikan kepada Bapak Iman Sayekti selaku Penyusun Program Pelatihan
Menjahit untuk menjelaskan system pelatihan yang dilaksanakan LPK Intan, yang
secara global digambarkan sbb.:
1. Bahwa Lembaga Pelatihan wajib
memiliki mitra industri yang selaras dengan bidang pelatihannya, karena itu
pelatihan menjahit LPK Intan memiliki mitra industri dari beberapa perusahaan
garment, beberapa usaha konfeksi dan beberapa usaha butik, baik di Semarang,
Ungaran, Bandung, Jakarta.
2. Bahwa system pelatihan menjahit LPK
Intan meliputi 4 (empat) langkah tahapan, yaitu tahapan pelatihan ketrampilan,
tahapan pelatihan kerja, tahapan uji kemampuan kerja dan tahapan pendampingan
paska pelatihan.
3. Pada tahapan PELATIHAN KETERAMPILAN,
LPK Intan menerapkan pelatihan berbasis kompetensi yang mengacu pada:
- Perpres 8/2012, tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI)
- Kepmenaker 8/2014, tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Berbasis Kompetensi
- Kepdirjenbinalattas 185/Lattas/XII/2013, tentang
Pedoman Penyusunan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi
- Kepdirjenbinalattas 181/Lattas/XII/2013, tentang
Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi.
4. Pada tahapan PELATIHAN KERJA, LPK
Intan memfokuskan materi pelatihannya pada aktifitas kerja yang lazim
dilakukan, baik bekerja menjahit di perusahaan garment/konfeksi maupun
wira-usaha mandiri membuka usaha jahitan sendiri, dengan materi pelatihan
antara lain:
- Mempraktekkan kerja team (line
system) yang lazim dilaksanakan perusahaan industri jahitan, bertujuan
memberikan dasar pengertian kepada peserta, bahwa sangat diperlukan
kekompakan dan kerjasama antar sesama pekerja dalam proses produksi jahit
busana.
- Pembekalan tanggungjawab kerja,
bertujuan memberikan pengertian kepada peserta, bahwa antara upah kerja
dan prestasi kerja merupakan hubungan sebab-akibat yang menyatu, tidak
dapat dipisahkan, artinya perusahaan baru dapat memberikan standar upah
minimum bilamana pekerja juga sudah mampu mewujudkan prestasi kerja
minimal yang ditetapkan perusahaan.
- Pembekalan kewiraswastaan,
bertujuan memberikan pengetahuan kepada peserta seputar kalkulasi harga
pokok produksi busana, harga pokok penjualan busana dan harga jual busana
setelah diperhitungkan labanya. Dengan mengetahui unsur-unsur biaya dalam
proses produksi busana dan proses penjualan busana, diharapkan bila nanti
setelah lulus pelatihan menjahit akan wirausaha mandiri dibidang jahitan,
para lulusan sudah dibekali dasar-dasar kewiraswastaan yang tepat guna.
5. Pada tahapan UJI KEMAMPUAN KERJA, LPK
Intan mengacu pada kelaziman yang dilakukan oleh perusahaan garment yang
berpengalaman dalam menerima calon tenaga operator mesin jahitnya, antara lain:
- Calon karyawan mampu menjahit
krah dengan rapih, mampu memasang krah di lingkar leher dengan rapih,
menggunakan mesin jahit dengan kecepatan putar = 2.500 rpm.
- Calon karyawan mampu menjahit
lengan dengan rapih, mampu memasang lengan di lingkar lengan dengan rapih,
menggunakan mesin jahit dengan kecepatan putar = 3.000 rpm.
- Calon karyawan mampu menjahit
bagian busana lain yang relative mudah dijahit, menggunakan mesin jahit
dengan kecepatan putar = 3.500 rpm.
- Supaya uji kemampuan kerja lebih
obyektif, mesin jahit yang digunakan harus system digital yang dapat
menampilkan kecepatan putaran mesin di layar monitornya, atau bila masih
menggunakan dynamo biasa perlu dipasang alat pengukur kecepatan putar
digital yang sudah banyak dijual.
6. Pada tahapan PENDAMPINGAN PASKA
PELATIHAN, LPK Intan wajib memonitor nasib para lulusan pelatihannya, minimal
selama satu tahun, baik lulusan yang ditempatkan kerja di perusahaan maupun
yang wirausaha mandiri dibidang jahitan. Monitoring dapat dilakukan melalui HP
atau email.
Tujuannya adalah, bilamana para
lulusan menghadapi kendala, LPK Intan dapat membantu saran untuk
dipertimbangkan dalam mengambil langkah yang terbaik bagi dirinya.
Demikian garis besar program
pelatihan menjahit yang dilaksanakan LPK Intan Sruweng Kebumen.
Setelah
selesai memberikan penjelasan tersebut, team Anjung Fashion Malaysia acung
jempol kepada LPK Intan, dan sangat mengharapkan adanya hubungan yang lebih
jauh lagi antara Anjung Fashion Malasia dengan LPK Intan Sruweng Indonesia.
Anjung
Fashion Malaysia mengharapkan bila nanti sudah ada kesempatan, team dari LPK
Intan ditunggu kedatangannya di Malaysia untuk melanjutkan pertemuan ini.
Karena
sama-sama asyiknya, tanpa terasa pertemuan yang dimulai jam 10.00 pagi sudah
berlangsung sampai jam 16.00 sore. Selanjutnya, team Anjung Fashion Malaysia
diantar ke hotel, menginap semalam di Kebumen. Keesokan harinya melanjutkan
perjalanan pulang ke Malaysia, dengan membawa tanda-mata kenangan berupa
seperangkat Buku Tutorial Menjahit Pakaian Pria Wanita plus 5 keping VCD-nya,
Buku Tutorial Menjahit Jas berikut VCD-nya dan Buku Tutorial Menjahit Blazer
berikut VCD-nya.
Buku
dan Video Tutorial tersebut adalah asli buatan LPK Intan Sruweng Indonesia.
Semoga
pertemuan sehari ini dapat membuahkan hikmah dan manfaat yang menguntungkan
bagi kedua belah pihak, Amien, amien, amien, ya robbal ‘alamin…
Maraknya program pelatihan kepada masyarakat secara gratis yang dibiayai anggaran dari APBN, APBD, PNPM, MP3KI, UMKM dan lain-lain, telah membuat masyarakat semakin kritis dalam menilai tingkat keberhasilan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Lembaga Pelaksana Pelatihan dari program-program tersebut.
Masyarakat sudah tidak lagi menilai keberhasilan kegiatan pelatihan hanya sebatas pada standarisasi program pelatihan dan standar sertifikasinya, tetapi lebih dari itu, penilaian masyarakat sekarang justru lebih difokuskan pada kondisi paska pelatihannya.
Minimal ada 3 (tiga) point yang dijadikan barometer untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah program pelatihan kepada masyarakat secara gratis, yaitu:
KEGIATAN LPK INTAN SEBELUMNYA...
Dokumentasi Pertemuan Bali : November 2015
PANTAS DIRENUNGKAN DAN PERLU DITINDAK-LANJUTI
PANTAS DIRENUNGKAN DAN PERLU DITINDAK-LANJUTI
Maraknya program pelatihan kepada masyarakat secara gratis yang dibiayai anggaran dari APBN, APBD, PNPM, MP3KI, UMKM dan lain-lain, telah membuat masyarakat semakin kritis dalam menilai tingkat keberhasilan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Lembaga Pelaksana Pelatihan dari program-program tersebut.
Masyarakat sudah tidak lagi menilai keberhasilan kegiatan pelatihan hanya sebatas pada standarisasi program pelatihan dan standar sertifikasinya, tetapi lebih dari itu, penilaian masyarakat sekarang justru lebih difokuskan pada kondisi paska pelatihannya.
Minimal ada 3 (tiga) point yang dijadikan barometer untuk mengukur tingkat keberhasilan sebuah program pelatihan kepada masyarakat secara gratis, yaitu:
- Apakah lulusan pelatihan betul-betul dapat diterima bekerja di perusahaan penempatan yang sesuai dengan bidang pelatihannya?
- Apakah lulusan pelatihan betul-betul dapat wirausaha mandiri sesuai bidang pelatihannya dan mampu bersaing dengan usaha sejenis di sekitarnya?
- Apakah Lembaga Pelaksana Pelatihan betul-betul dapat memberikan data informasi yang akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya, tentang keberadaan lulusan pelatihan minimal selama satu tahun sejak tanggal kelulusannya?
KEGIATAN LPK INTAN SETELAHNYA...
Senin, 25 Januari 2016, jam 14.00 sampai 21.00 WIB.
Kunjungan Kepala Baznas Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah beserta Staf-nya bertujuan untuk bersilaturahmi dengan keluarga LPK Intan, serta ingin saling berbagi wawasan dan pengalaman sehubungan di Kabupaten Seruyan sedang dirintis berdirinya Sentra Menjahit Pakaian.
Kedatangannya disambut ramah oleh keluarga LPK Intan yang juga didampingi Disnakertransos Kabupaten Kebumen selaku Instansi Pembina Lembaga Pelatihan.
Mari kita doakan, semoga Sentra Menjahit Pakaian di Kabupaten Seruyan dapat berjalan, berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat, serta selalu mendapat berkah dan rahmat dari Alloh SWT... Amien.
Smoga LPK Intan Sruweng smakin maju n sukses!
BalasHapusterimakasih do'anya... maturnuwun bu Erna...
HapusMuantaabb... sukses buat LPK Intan Sruweng...
BalasHapusmakasih, semoga MP3KI Loano juga semakin jaya...
HapusSIAP MENYAMBUT MEA-2016... sukses buat LPK Intan Sruweng!
BalasHapusterimakasih, yg penting selalu berupaya menambah wawasan seputar metoda pelatihan, sbg tambahan bekal dalam memasuki jaman baru di masa mendatang, makasih.
HapusSaling tukar wawasan dengan bangsa-bangsa lain dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme di segala bidang kegiatan, salut kepada LPK Intan Sruweng yang telah mampu melaksanakannya. Sukses selalu...
BalasHapussemakin luas menimba wawasan dengan bangsa-bangsa lain, semakin tahu bahwa di luar sana masih banyak sekali yg jauh lebih baik dan lebih maju, sehingga kita lebih bersemangat untuk lebih maju lagi, dan yg terpenting TIDAK MENJADI SOMBONG mengaku diri kita sudah baik... ok? makasih.
HapusLpk Intan Sruweng memang Luarrr Biasaaa.... hahahaaa....
BalasHapusLpk Intan bagaikan ilmu padi, makin berisi makin menunduk... selamat bekerja semoga berhasil menggapai cita-citanya, Amien
BalasHapus